Wartakutim.co.id, Sangatta – Keterbukaan masyarakat terhadap investasi yang masuk baik dari dalam negeri maupun luar negari, memacu percepatan pembangunan daerah. Karena itu dibutuhkan ekosistem agar daya pacu tersebut, memiliki landasan kuat sehingga memuluskan jalan mencapai kesejahteraan yang diinginkan oleh semua pihak.
Hal ini dipahami oleh Asmawardi yang merupakan Wakil Rakyat dari Dapil II meliputi Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, dan Bengalon. Menurutnya memacu investasi dalam mempercepat pembangunan daerah tentu tidak dapat dilakukan hanya dari pihak legislatif dan eksekutif semata. Namun melibatkan tataran utama yakni masyarakat itu sendiri, karena mereka masuk dalam peran utama bukan hanya sekedar pemeran figuran.
“Saya berharap kepada masyarakat di daerah, apabila ada investor yang mau menanamkan modalnya untuk berinvestasi ke daerah. Maka masyarakat jangan menghalangi, karena itu adalah peluang untuk memajukan kampung kita,” ungkapnya.
Karena jika mengharapkan pembangunan semata-mata melalui program yang ada, akan lambat mencapai harapan besar masyarakat untuk memajukan kampung-kampung di pesisir dan pedalaman Kutim. Keterbukaan menerima investasi dari dalam negeri dan luar negeri yang harus menjadi kultur pada masyarakat.
Ia mengaku telah menemui keluarga-keluarga dan masyarakat di Desa Sekerat Bengalon, agar tetap memanfaatkan peluang investasi sebaik mungkin. Jangan ketika memiliki tanah, kemudian ada orang yang menawar dengan harga tinggi lantas melepasnya dengan mudah.
“Saya sudah koordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat, agar tidak menjual tanah mereka ke investor asing dengan mudahnya. Karena jelas masyarakat setempat akan kalah bersaing, ketika modal utama mereka lepas karena telah dijual,” harapnya.
Ketika berbicara modal, orang yang masuk ke daerah ibarat kata bisa membangun hotel bintang lima, sementara orang daerah hanya mampu membangun hotel bintang dua. Sehingga ada baiknya berkolaborasi dengan investor daerah untuk sama-sama mencapai tujuan atas dasar kesejahteraan bersama. Intinya tetap masyarakat kampung terbuka pada investasi, karena jika ingin maju suatu kampung jangan melarang investasi yang masuk.
“Pantai Sekerat harus jadi Bali kedua, karena sebentar lagi akan banyak tenaga-tenaga kerja yang bekerja di perusahaan yang berinvestasi di Bengalon. Jelas ketika mereka hendak menikmati waktu senggang dan berlibur tidak perlu jauh-jauh. Cukup menikmati keindahan dan kenyamanan pantai Sekerat. Itu akan menjadikan masyarakat sejahtera kedepannya,” ungkap anggota DPRD Kutim ini. (ADV-DPRD/Imr/Wal)