Wartakutim.co.id, Muara Ancalong – Tidak hanya mengandalkan sektor perkebunan kelapa sawit sebagai ujung tombak perekonomian masyarakat, banyak kecamatan-kecamatan di Kutim yang memadukan berbagai sektor untuk mewujudkan kesejahteraan.
Seperti halnya di Danau Loa Putih di Kecamatan Muara Ancalong, yang memadukan sektor pariwisata, perikanan air tawar, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), juga melakukan upaya perlindungan terhadap hewan langka yakni Buaya Supit.
Camat Muara Ancalong Sabran menyebutan, kawasan danau Loa Putih bahkan luasnya melintasi tiga desa di kecamatan tersebut. Yakni Desa Senyiur, Kelinjau Ilir, Kelinjau Ulu, termasuk pula nanti masuk wilayah dari desa persiapan yakni Kelinjau Tengah.
Area meliputi air, tanah dataran rendah berupa pulau-pulau kecil, memiliki luas yang cukup besar dan habitat hewan langka yang dijaga oleh masyarakat. Bahkan danau tersebut merupakan spot pancing yang menarik, bagi para penggemar pancing di Kutim maupu luar Kutim.
“Titik kelolanya untyuk agrowisata di desa persiapan Kelinjau Tengah. Bahkan pada tahun 2022 ini, banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat untuk bersinergi memanfaatkan kelebihan dari danau Loa Putih. Terlebih terdapat buaya supit yang merupakan hewan langka,” ujar Camat
Perlu pembaca ketahui, Buaya Supit tidaklah seperti buaya berdarah dingin lainnya. Ia merupakakan spesies mirip buaya namun bukan merupakan anggota genus buaya sejati (Crocodylus) yang ukuran tubuhnya lebih kecil dan pendek, dengan panjang maksimal hanya 3,5 meter.
Bentuk moncong runcing serta sempit. Dan habitat aslinya banyak ditemukan di sungai-sungai pedalaman Sulawesi, Sumatra maupun Kalimantan. Di sepanjang Sumatra bagian timur, jumlah mereka terus berkurang sebesar 30-40% karena perburuan, penebangan, kebakaran, dan pertanian. Spesies ini terdaftar sebagai rentan atau langka, pada Daftar Merah IUCN. Karena populasi global diperkirakan hanya kurang dari 2.500 individu dewasa.
Pemerintah Kecamatan setempat fokus untuk membina desa-desa setempat agar mampu memadukan berbagai sektor baik perkebunan hingga pariwisata. Terlebih pariwisata dengan konsep agrowisata yang selalu digembar-gemborkan oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang.
Itu belum termasuk pula posisi air tejun Long Poq di Desa Long Poq Baru, yang terkenal dengan keindahan pemandangan di sekitarnya. Dengan jarak tempuh dari Ibukota kecamatan sejauh 2,5 jam. Dengan kelebihan budidaya air tawar, peternakan, maupun hamparan tanah suburnya.
“Desa itu merupakan desa yang terjauh, namun dilintasi aliran sungai Kelinjau. Bahkan dulunya kawasan ini, sempat hendak dijadikan lokasi penggerak turbin untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro, terang Camat Sabran. (ADV-KOMINFO/Imr/Wal)