Advetorial

Bupati Dorong Desa Rindang Benua Jadi Desa Budaya Di Kutim

26
×

Bupati Dorong Desa Rindang Benua Jadi Desa Budaya Di Kutim

Share this article

Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah  Sulaiman mengapresiasi masyarakat suku Dayak Kenyah, karena tetap menjaga dan melestarikan adat budaya warisan leluhur.

Hal tersebut di Sampaikan Ardiansyah Sulaiman menghadiri festival budaya  danPesta Budaya Bertajuk Bengen Lepek Majeu di Desa Rindang Benua yang digelar di Jalan Poros Sangatta-Bontang Kilometer 10, Kecamatan Sangatta Selatan pada Sabtu (27/5/2023).

Kegiatan tersebut yang turut dihadiri Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Ketua Adat Dayak Kenyak Kaltim, Ajang Kedung, Anggota DPRD dr Novel Tyty Paembonan, Kepala Dinas Pariwisata Nurullah, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Ayub serta undangan lainya.

“hingga saat ini suku Dayak Kenyah, masih mempertahankan dan melestarikan adat budaya warisan leluhur. Salah satunya dengan melaksana acara Bengen Lepek Majeu (dalam bahasa Indonesia berarti pesta panen), “kata Adriansyah dalam sambutannya.

Menurutnya,  desa Rindang Benua bisa dijadikan sebagai desa budaya. Karena posisinya persis di pintu masuk ibu kota Kabupaten, seperti di Samarinda ada kampung budaya Pampang.

Mantan Wabub Kutim 2 priode ini juga mendorong agar desa tersebut bisa menjadi salah satu desa budaya yang ada di Kutim.

“Saya  meminta agar masyarakat  Desa Rindang Benua, bisa bersabar. Sembari  menunggu proses perubahan tata ruang wilayah yang saat ini terus dikejar penyelesainya oleh Pemerintah Kabupaten, agar bisa segera rampung, termasuk di Desa Rindang Benua,”pintanya.

Sebelumnya kepala Dinas Pariwisata Kutim Nurullah menyebut, Pesta Budaya Bengen Lepek Majeu, merupakan tradisi yang masih di pertahankan oleh masyarakat di Desa Rindang Benua yang sudah dimulai sejak tahun 2009 hingga sekarang.

selain menjadi desa budaya, saat ini desa yang yang terletak di Jalan Poros Sangatta-Bontang ini juga sedang dikembangkan menjadi Desa Wisata Alam. Karena memiliki pesona keindahan alam berupa air terjun, yang sangat indah dan masih terjaga kealamianya.

“Namun masih terkendala akses innfrastruktur jalan yang perlu perhatian dari kita, lokasinya cukup jauh sekitar 13 kilometer dari jalan poros,” ujarnya. (ADV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *