Berita PilihanKecamatan

LBMS Potensi Alam Jangka Panjang di Kutim

22
×

LBMS Potensi Alam Jangka Panjang di Kutim

Share this article

Sangatta – Kunci utama yang dilakukan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Forum Pengawasan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (LBMS), harus berdampak nyata dengan penguatan ekonomi masyarakat lokal.

“Itu yang menjadi tujuan, meskipun esensi lainnya terkait terkoordinasikannya kegiatan-kegiatan ekologi sehingga tidak merubah ekosistem yang ada. Namun masyarakat tetap mendapatkan dampak positif, baik dalam hal ekonomi dan lain-lain,” tegas Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman pada Senin (21/8/2023) beberapa waktu lalu, di Ruang Arau Kantor Bupati.

Dalam kacamata pikiran orang nomor satu di Kutim tersebut, Rakor terkait LBMS yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) teramat penting untuk dilakukan. Terlebih Kalimantan Timur dengan program EFCS (Cari di google terkait kunjungan BUpati ke Mesir). Telah banyak mendapatkan hasil yang nyata, berupa komitmen dari pihak dunia.

Sehingga terkait pengelolaan lahan basah di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong juga terdapat didalam komitmen tersebut. Karena dari tiga jenis hutan yang mampu untuk menurunkan emisi, pertama hutan lahan gambut, hutan mangrove, serta ketiga jenis hutan pada umumnya.

“Konsep LBMS ada pada semua, mulai dari pengelolaan lahan basah dan lahan kering. Apalagi disana hidup beberapa satwa baik buaya badas hingga bekantan yang ada di dua kecamstan di Kutim tersebut,” terang Bupati.

Terjaganya ekosistem LBMS mampu meningkatkan daya dukung terhadap apa yang dilakukan oleh pihak Provinsi Kalimantan Timur. Baik dengan kemitraan dengan hasil berupa program Forest Karbonartnet Ship (Cari Di Google). Dimana tahun 2023 ini masih ditunggu, dimana telah dihitung angka sebesar Rp1,6 triliun.

Bahkan informasi dari Gubernur Isran Noor masih ada 8 juta ton dari 20 (yang nilainya lebih tinggi dari nilai kemarin) Mengingat Bupati mengikuti langsung bagaimana lobby yang dilakukan salah-satu Direktur Bank Dunia saat di Mesir.

“Alhamdulillah sudah disepakati angkanya, tidak 5 USD namun menjadi 30 USD jika tidak salah. Sehingga ini amatlah luar biasa, saya yakin kontribusi dari LBMS juga terdapat di dalamnya,” tegas Ardiansyah Sulaiman.

Itulah pentignya SK Forum diberikan oleh Bupati kepada Kepala DLH Kutim, agar terus melanjutkan kegiatan. Apalagi Kutim dengan luasan yang luar biasa, ternyata banyak sekali perihal-perihal yang penting untuk keberlanjutan lingkungan hidup.

Mulai dari Karst Sangkulirang-Tanjung Mangkalihat, yang masuk dari tiga kawasan yang dimiliki oleh dunia. Belum lagi perihal potensi manusia tertua di Kutim yang beberapa tahun lalu telah diteliti oleh tim dari Prancis dan Institut Teknologi Bandung (IPB). Serta tidak kalah penting yakni adanya buaya badas di Kutim.

“Yakinlah apa yang kita lakukan pada rakor kali ini, Insya Allah akan memberikan kontribusipada terkelolanya ekosistem yang berkesinambungan. Juga memberikan dampak terhadap ekonomi kerakyatan yang ada di sekitar LBMS, dimana bukan peruntukan lahannya yang diubah namun pemanfaatannya,” tukas Bupati. (ald)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *