Kutai Timur – Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur merupakan salah-satu perguruan tinggi yang dibanggakan di daerah ini, selain menghasilkan lulusan-lulusan yang berkontribusi dalam pembangunan daerah juga menjadi barometer lajunya intelektual kampus di kabupaten pecahan DATI II Kutai pada tahun 1999 ini.
Namun dalam perkembangan terakhir, ada hal-hal miris yang mendapatkan sorotan dari pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) hingga Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (IKA STIPER). Hal itu terlihat dari adanya pertemuan yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut dengan pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim pada Jum’at (6/10/2023) di ruang audiensi DPRD Komplek Perkantoran Bukit Pelangi Sangatta.
Diterangkan Alex Bajo Ketua IKA STIPER jika pihaknya mengadukan kondisi yang terjadi pada kampus kebanggan masyarakat Kutim tersebut, yang makin hari kondisinya semakin memprihatinkan. Dimana fasilitas kampus sudah tidak layak dan banyak kerusakan pada bangunannya.
“Kami mengadukan banyak fasilitas STIPER tidak layak, sudah banyak kerusakan. Walau memang ada pembangunan di STIPER, namun itu tidak tepat sasaran, seharusnya pembangunan yang diberikan itu harus bisa melihat mana yang prioritas dan yang tidak,” tegas Ketua IKA STIPER.
Sementara itu, Fransiskus Rahman dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIPER dalam pertemuan itu menyebutkan kondisi ruang belajar-mengajar sudah berantakan. Mulai dari atap yang bolong, plafon yang roboh, dan saat hujan mendera ruangan perkuliahan menjadi banjir.
“Kondisi ruang mengajar sudah gak layak lagi Pak,” ungkap Fransiskus Rahman lirih. (Adv/Qar)