Sangatta – Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur (STIPER), Dr. Ismail Fahmy Almadi, S.Pi., MP., menyatakan kesiapan dalam menyambut program bantuan pendidikan “Gratis POL” yang digagas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Program ini ditujukan untuk meringankan beban biaya kuliah mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Kaltim.
“Karena kita berada di wilayah Kalimantan Timur, tentu kami siap mengikuti program gubernur ini. Kami juga sudah beberapa kali diundang dalam pertemuan, termasuk saat launching program yang dihadiri 53 perguruan tinggi,” ujar Dr. Ismail dalam wawancara via telfon kepada awak media, Jumat (9/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa program Gratis POL berbeda dengan beasiswa. Program ini fokus pada bantuan pembayaran SPP bagi mahasiswa aktif yang kuliah di Kaltim, sehingga secara langsung mengurangi beban biaya pendidikan.
STIPER, lanjutnya, telah mengajukan kuota sebanyak 315 mahasiswa untuk ikut serta dalam program ini. Namun, hingga kini, masih menunggu proses verifikasi dari pihak provinsi.
“Provinsi masih memverifikasi karena tidak semua perguruan tinggi akan mendapatkan bantuan, mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia,” jelasnya.
Terkait manfaat program bagi kalangan dosen, Dr. Ismail mengungkapkan bahwa peluang tetap ada melalui jalur beasiswa, bukan program Gratis POL. Namun, terdapat persyaratan usia yang menjadi tantangan tersendiri.
“Misalnya untuk S1 batas usia 21–25 tahun, S2 sekitar 30 tahun, dan S3 maksimal 50 tahun. Jadi dosen yang ingin melanjutkan pendidikan harus menyesuaikan dengan ketentuan itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapan agar pemerintah provinsi juga dapat mendukung pengembangan infrastruktur kampus dan peningkatan kualitas SDM melalui bantuan operasional maupun fasilitas pendidikan.
“Harapan kami tentu besar, agar kualitas pendidikan bisa meningkat tidak hanya dari sisi SDM, tapi juga dari sarana dan prasarana untuk mendukung Tridharma Perguruan Tinggi,” tutupnya.(C)