KUTAI TIMUR – Sebuah transformasi inspiratif terjadi di Desa Suka Maju, Kecamatan Kongbeng, Kutai Timur. Embung Banyu Langi, yang dulunya hanya berfungsi sebagai penampungan air hujan untuk keperluan irigasi pertanian, kini menjelma menjadi destinasi wisata lokal yang ramai dikunjungi warga.
Berada di kawasan strategis dengan pemandangan alam yang menawan, embung ini disulap menjadi ruang terbuka publik yang menarik, berkat inisiatif dan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, BUMDes, dan Pokdarwis setempat.
Kepala Desa Suka Maju, Muhammad Usman, menjelaskan bahwa ide awal pengembangan wisata ini muncul dari kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi yang murah, mudah diakses, dan tetap menyatu dengan alam sekitar.
“Awalnya embung ini dibangun hanya untuk menampung air. Tapi kami melihat peluang besar. Tempatnya indah, potensinya sayang kalau dibiarkan begitu saja,” kata Usman, Rabu (06/08/2025).
Kini, Embung Banyu Langi tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang wisata, seperti wahana perahu bebek, kolam pemancingan, taman bermain anak, panggung hiburan, hingga deretan warung UMKM yang menjual makanan dan produk lokal.
Luas kawasan embung mencapai sekitar 7,8 hektare. Pengelolaannya dilakukan secara kolaboratif melalui BUMDes dan Pokdarwis, yang sebagian besar terdiri dari warga desa itu sendiri.
“Transformasi ini bukan hanya soal membangun fisik, tapi juga membangun semangat gotong royong dan kesadaran warga akan potensi desanya,” ujar Usman.
Perubahan fungsi embung tersebut juga memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat. Sejumlah warga mulai membuka usaha, seperti penyewaan pelampung, jasa pemandu wisata, dan warung makan, yang semula hanya buka saat akhir pekan, kini bisa beroperasi setiap hari.
Ani, salah satu pelaku UMKM di kawasan tersebut, mengaku penghasilannya meningkat sejak kawasan embung ramai dikunjungi. “Dulu cuma buka Sabtu-Minggu, sekarang setiap hari ada pengunjung. Alhamdulillah, bisa bantu ekonomi keluarga,” tuturnya.
Setiap akhir pekan, kawasan embung dipadati pengunjung, tidak hanya dari Desa Suka Maju, tapi juga dari desa dan kecamatan tetangga. Banyak yang datang bersama keluarga untuk menikmati udara segar, piknik, atau sekadar melepas penat dari rutinitas harian.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur juga menyambut baik inisiatif ini. Salah satu bentuk dukungan yang direncanakan adalah pembangunan fasilitas glamping (glamour camping) agar embung ini bisa menjadi destinasi wisata alam bermalam.
Meski pada awalnya sempat muncul keraguan dari sebagian warga, seiring waktu, keberhasilan transformasi ini membuktikan bahwa potensi lokal bisa menjadi kekuatan ekonomi baru jika dikelola secara bijak dan kolaboratif.
“Sekarang, warga yang dulu ragu malah jadi yang paling aktif terlibat. Ini bukan cuma soal wisata, tapi soal bagaimana kita membangun desa bersama-sama,” pungkas Usman.
Embung Banyu Langi kini menjadi bukti nyata bahwa desa punya potensi luar biasa yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan. Dari embung sederhana, menjadi ikon kebanggaan warga, dan contoh inspiratif bagi desa-desa lain di Kutim.(Ciaa/)